A. TUJUAN
Setelah praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
- Merakit rangkaian Tone Control (Pengatur Nada) dan Power Aplifier.
- Mengetahui fungsi rangkaian Tone Control pada sistem audio
- Mengetahui karakteristik kerja rangkaian Tone Control pada sistem audio
- Melihat respon frekuensi dan penguatan yang dapat dilakukan oleh rangkaian Tone Control.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang dibutuhkan ada praktikum kali ini adalah:
Alat dan bahan yang dibutuhkan ada praktikum kali ini adalah:
- Osiloskop Dual Beam (1 set)
- Multimeter (1 set)
- AFG (1 set)
- Kit Power Amplifier + Tone Control (1 set)
- Loudspeaker (1 buah)
- Kabel listrik (secukupnya)
- Audio Player (1 set)
Rangkaian penguat audio yang baik yaitu
rangkaian yang mampu memperkuatkan sinyal pada range frekuensi audio yaitu
frekuensi 20 Hz sampai 20 KHz dan pada saat melakukan penguatan tanpa
terjadinya cacat dengan nois yang sekecil mungkin. Range frekuensi ini juga
tergantung dari kemampuan dari loudspeaker. Jika loudspeaker bekerja pada
frekuensi Full Range (20 Hz – 20 Khz) ini sangat baik sekali, karena akan di
dapat nada yang dinamis pada frekuensi full range. Tapi jika hanya frekuensi
tertentu saja yang mampu di reproduksi oleh loudspeaker, maka penggunaan tone
control memungkinkan untuk membatasi frekuensi tertentu.
Tone control merupakan rangkaian pengatur
nada yang terdiri dari rangkaian filter, yaitu Low Pass Filter (LPF) dan Figh
Pass Filter (HPF) maupun Band Pass Filter. Sebelum sinyal dikuatkan oleh
rangkaian Power Aplifier, rangkaian tone control bekerja dengan mengatur nada
yang akan dilewatkan pada rangkaian power amplifier, sehingga akan di dapatkan
nada sesuai dengan respon frekuensi pada loudspeaker dan akan di dapatkan hasil
(suara) pada loudspeaker yang sesuai dengan keinginan pengguna.
Blok Rangkaian Audio Amplifier |
D. LANGKAH KERJA PRAKTIKUM
- Lengkapilah peralatan dan bahan praktikum yang akan digunakan, periksa terlebih dahulu peralatan dan pastikan komponen dalam keadaan baik dan bekerja.
- Rakitlah rangkaian Power
Amplifier dan Tone Control, sesuaikan dengan skema rangkaian seperti
pada gambar di bawah, kemudian berikan tegangan dan hidupkan rangkaian
sehingga output power amplifier menghasilkan bunyi saat input disentuh
dengan tangan.
Skema Power Apmlifier dengan Tone Control - Atur pengaturan nada volume, Bass dan trable pada posisi tengah.
- Hubungkan AFG pada bagian input rangkaian amplifier serta hubungkan ke Channel 1 oskiloskop dan output pada channel 2 oskiloskop.
- Ulangi langkah 6, aturlah posisi tone control dan ukur tegangan output (Volume dan Amplitudo AFG tidak dirubah). Isilah tabel pengamatan berikut ini:
b. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Minimum, High = Tengah
c. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Tengah, High = Minimum
d. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Tengah, High = Tengah
e. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Minimum, High = Maksimum
f. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Maksimum, High = Minimum
g. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Tengah, High = Maksimum
E. EVALUASI/PENUGASAN
1. Apa yang terjadi saat posisi Volume rangkaian amplifier pada posisi maksimum?
JAWAB:
Saat
volume dalam posisi maksimum terjadi noise atau sinyal cacat yang
disebabkan oleh perbandingan sinyal input dan sinyal output tidak
seimbang.
2. Cari dan jelaskan fungsi-dari peralatan-peralatan Filter audio yang ada disekitar anda dan tuliskan fungsinya!
JAWAB:
- Filter adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan output pada frekuensi tertentu.
- Equalizer adalah Rangkaian yang mampu mengatur rentang frekuensi tertentu dan membiarkan yang lain tetap utuh
- Crossover Audio adalah kelas elektronik filter yang digunakan pada aplikasi audio.
- Audio mixer adalah perangkat elektronik untuk menggabungkan ( juga disebut " pencampuran " ) , routing, dan mengubah tingkat , timbre dan / atau dinamika sinyal audio.Mixer A dapat mencampur sinyal analog atau digital , tergantung pada jenis mixer.
F. KESIMPULAN
- Tone control atau pengatur nada berfungsi untuk mengatur penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah sinyal audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble merupakan sinyal audio pada frekuensi tinggi.
- Tone Control yang memiliki 4 transistor terbagi dalam 3 bagian utama yaitu bagian penguat depan, bagian pengatur nada (tone control) dan bagian penguat akhir. Pada bagian depan dapat di bangun menggunakan 2 transistor yang di susun dalam penguat 2 tingkat. Kemudian bagian pengatur nada di bangun menggunakan sistem pengatur nada baxandal yang dapat mengontrol nada rendah atau nada tinggi. Kemudian bagian akhir di gunakan penguat 2 tingkat yang di bangun menggunakan transistor.
- Pada saat frekuensi nada bass meningkat, maka akan memberikan efek pada resistor samapai kapasitor sehingga tidak lagi memberikan efek atau respon pada rangkaian. Sehingga frekuensi di atas tidak di pengaruhi oleh posisi potensiometer bass pada maksimum boos dan cut atau di biarkan flat. Untuk nada treble, pada akhir frekuensi tinggi audio kapasitor bertindak seakan short circuit. Maka penguatan akan di atur oleh potensiometer treble.
0 komentar:
Posting Komentar