NAMA
: RENOL FITRIA ASDI
NIM/BP
: 18660/2010
A.
Tujuan:
Setelah
pratikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menginstalasi
perangkat audio HiFi
2. Mengetahui
fungsi peralatan audio HiFi
3. Mengetahui
troubleshooting dasar peralatan audio HiFi
B.
Alat dan Bahan:
Alat
dan bahan yang dibutuhkan pada pratikum kali ini adalah:
1. Amplifier = 1 set
2. Mixer
Audio = 1 set
3. Audio
Player = 1 set
4. Loudspeaker = 2 buah
5. Kabel
=
secukupnya
C.
Teori Pendukung
System
Tata suara merupakan sekumpulan peralatan dalam pengaturan suara atau bunyi
untuk menghasilkan kualitas bunyian yang baik pada suatu acara
pertunjukan,pertemuan, rekaman dan lain-lain. Tata suara erat kaitannya dengan
pengaturan penguatan suara agar bisa didengar keras tanpa mengabaikan kualitas
suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan
mikropon-mikropon, kabel-kabel, prosesor dan efek suara, serta pengaturan
konsul mixer, juga audio power amplifier dan speaker-speakernya secara
keseluruhan.
Pada
instalasi tata suara paling sederhana dilihatkan pada gambar 1, dimana bagian
input berfungsi menerima signal masukan dari mikrofon, pemutar music dan
peralatan penghasil bunyi lainnya.
Gambar
1. Blok Rangkaian Audio Amplifier
Microphone
berfungsi merubah getaran suara menjadi signal listrik dan mengirimnya melalui
kabel menuju mixer audio. Mixer menerima signal suara dan music melalui setiap
kanalnya kemudian dilakukan proses mixing dan balancing. Proses ini dilakukan
untuk mencampur dan menyeimbangkan suara yang diterima yang kemudian dikirimkan
lagi melalui kabel kerangkaian power amplifier.
Dalam
system sederhana, power amplifier kadang terdapat dalam satu kemasan dengan
mixer yang disebut power mixer, atau juga power amplifier yang tercakup dalam
kotak speaker yang lebih kita kenal dengan speaker aktif. Namun betapapun besar
dan rumitnya sebuah system, tetap akan berada pada prinsip diatas tadi seperti
yang terlihat pada gambar 1.
Dalam
system yang lebih besar akan terdapat beberapa peralatan tambahan yang tentu
saja akan terdapat banyak pengaturan. Pada gambar 2, terlihat system yang lebih
kompleks. Ini adalah yang biasa diterapkan bagi kafe,pub,bar, atau club yang
menampilkan music live dan ber-area tidak terlalu luas.
D.
Langkah Kerja Pratikum
1. Pasang
dan rakitlah peralatan audio seperti pada gambar 2 dan sesuaikan dengan
peralatan yang tersedia.
2. Masukkan
input mixer dengan peralatan penghasilan bunyi seperti microphone, ipod, mp3
player, computer, CD dan lainnya.
3. Atur
pengaturan, bass dan trable pada posisi tengah dan atur besaran volume seperlunya
(sesuaikan dengan kuat bunyi).
4. Lepaskan
loudspeaker hubungkan, pasang AFG pada bagian input mixer serta hubungkan ke
chanel 1 osiloskop dan output dari power amplifier pada chanel 2 osiloskop.
5. Atur
input AFG pada posisi 1 KHz dengan amplitude sebesar 50 mVp-p, berapa tegangan
output yang dihasilkan? 14 Vp-p , dan
tentukan juga beda fase = 180 derjat (gambarkan
bentuk sinyal)
6. Atur
pengaturan penguatan input dengan membesar dan mengecilkan gain, volume
perchanael, volume master dan volume dari power amplifier hingga menghasilkan
sinyal output yang dapat terbaca dan tidak cacat 48
Vp-p. berapa besar penguatan dari rangkaian keseluruhan yang anda
gunakan 59,6 dB(hitung dalam satuan
desibel).
=20 log vout/Vin=20 log 48000/50
=20 log 960
=20x2,98
=59,6 dB
7. Aturlah
pengaturan berbagai kondisi dari peralatan mixer dan dengankan serta amati
setiap perubahan bunyi dari setiap perubahan pengaturan dari mixer.
E.
Evaluasi / Penugasan
1. Lengkapilah
teori tentang peralatan yang anda gunakan pada laporan anda
bagian-bagian Mixer:
-gain yaitu penguat awal yang berfungsi sebagai penguat sinyal.
-comp(compressor) berfungsi menekan sinyal yang berlebih agar keluaran
audio stabil ,pada pratikum kami mendapat data standar posisinya
ditengah.
-fx fungsinya menambah efek
-fx main berfungsi untuk menguatkan keseluruhan channel
-main mix berfungsi untuk volume secara keseluruhan
-low cut berfungsi sebagai pemotong frekuensi rendah.
mixer berfungsi sebagai pencampur suara,
sebuah mixing console, apakah itu analog maupun digital, atau juga
disebut soundboard / mixing desk (papan suara) adalah sebuah peralatan
elektronik yang berfungsi memadukan (lebih populer dengan istilah
"mixing"), pengaturan jalur (routing) dan mengubah level, serta
harmonisasi dinamis dari sinyal audio.
Amplifier adalah rangkaian komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara yaitu
memperkuat signal arus (I) dan tegangan (V) listrik dari inputnya
menjadi arus listrik dan tegangan yang lebih besar (daya lebih besar) di
bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara 20 kali sampai 100 kali dari signal input.
2. Buatkanlah
teori dan prinsip kerja dari peralatan-peralatan audio yang digunakan pada
sound profesional.
Audio Mixer
Audio mixer secara luas digunakan
dalam berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan
publik (public address), sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik
radio maupun televisi, dan juga pasca produksi pembuatan film. Suatu
contoh yang penerapan sederhana, dalam suatu pertunjukan musik misalnya,
sangatlah tidak efisien jika kita menggunakan masing masing amplifier
untuk menguatkan setiap bagian baik suara vokal penyanyi dan alat alat
musik yang dimainkan oleh band pengiringnya.
Disini
Audio mixer akan menjadi bagian penting sebagai titik pengumpul dari
masing masing mikropon yang terpasang, mengatur besarnya level suara
sehingga keseimbangan level bunyi baik dari vokal maupun musik akan
dapat dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier.
Mixer
adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita
lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita
menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala suara
yang masuk, kemudian men-seimbangkannya, menjadikannya salura dua kanal
(L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya ke
cross-over aktif baru diumpan ke power amplifier dan terakhir ke
speaker.
Mixing console
menerima berbagai sumber suara. Bisa dari microphone, alat musik, CD
player, tape deck, atau DAT. Dari sini dengan mudah dapat dilakukan
pengaturan level masukan dan keluaran mulai dari yang sangat lembut
sampai keras. Kalau kita misalkan sebuah system audio iu umpamakan
sebagai tubuh manusia, snake cable bisa kita umpamakan sebagai system
syaraf, dan mixing console sebagai jantungnya.
Bila
terjadi suatu masalah dengannya, berarti system tersebut sedang dalam
masalah besar. Salah satu syarat terpenting dalam mixing console yang
baik adalah mempunyai input gain yang baik, pengaturan eq yang juga
baik. Maka dengan demikian akan dapat dilakukan pengaturan yang lebih
sempurna dan optimal terhadap setiap input microphone, atau apapun yang
menjadi sumber suaranya. Ada banyak tipikal pengaturan yang terdapat
dalam sebuah mixing console.
Menu Umum Pada Mixer
- Gain
Gain disebut juga input level atau trim, biasa terdapat pada urutan paling atas dari setiap channel mixing console. Fungsinya adalah untuk menentukan seberapa sensitive input yang kita inginkan diterima oleh console. Apakah berupa signal mic atau berupa signal line (keyboard, tape deck, dll). Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur signal yang akan masuk ke console. Bila signal lemah, maka dapat dilakukan penambahan, bila terlalu kuat dapat dikurangi.
Contoh
: untuk penyanyi yang suaranya lemah atau tidak meiliki power yang
baik, diperlukan penambahan gain yang lebih. Sedangkan untuk gebukan
kick drum, mungkin dilakukan dengan sedikit penambahan. Ini dilakukan
agar menjaga setiap input yang masuk ke mixer tetap optimal. Input gain
yang terlalu besar akan menyebabkan distorsi, sedangkan kalau terlalu
lemah akan membutuhkan penambahan yang bila berlebihan akan menyebabkan
noise.
Jadi input gain stage
adalah hal yang paling penting dan kritis, karena dari sinilah semua
suara yang berkualitas dimulai. Makanya usahakanlah untuk menjaga agar
setiap input tetap clean dan clear sebisa mungkin. Sebab noise dan
distorsi yang diakibatkan dalam poin ini akan mengalir terus ke seluruh
system dan membuat seluruhnya jadi terganggu. Bila ternyata input gain
sangat besar atau bahkan terlalu besar sehigga setelah dikurangi juga
masih saja terlalu kuat, maka untuk itu terdapat switch PAD pada console
yang fungsinya adalah untuk menurunkan gain input signal mulai –20
sampai –30 db.
EQ pada channel
Pada setiap channel di mixing console selalu terdapat Equalizer Section. Fungsinya yaitu sebagai pengatur tone untuk me-modifikasi suara yang masuk pada channel tersebut. Umumnya sound engineer melakukan perubahan sound melalui EQ bertujuan dua :- untuk mengubah sound instrument menjadi sound yang lebih disukai
- untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya feedback, dengung, overtune, dll.
Pengaturan
yang sangat mendasar dari EQ adalah berupa Low dan Hi, kemudian
penambahan dan pengurangan (boost/cut). Atau ada juga yang lebih
kompleks dengan 4 jalur dengan fungsi yang full parametric. Namun tak
perduli seperti apa tipe EQ yang terdapat dalam console, karena tetap
dalam tujuan yang sama untuk membantu menemukan sound yang terbaik.
EQ yang fix
Yang dimaksud fix di atas adalah pada EQ tersebut tidak memiliki tombol untuk memilih frekuensi yang akan di-setting. Karena frekuensi yang akan “dikerjai” telah ditetapkan dari pabrik. Pembagian frekuensi pada EQ jenis ini mirip dengan pembagian yang terdapat pada crossover, hanya terdiri atas :- Low, dan hi-pada EQ 2way
- Low, Mid dan Hi-pada EQ 3way
- Low, Low Mid, Hi mid dan Hi-pada EQ 4 way
Memutar tombol boost/cut akan memberi pengaruh sampai 12 atau 15 db tergantung mixing console apa yang anda gunakan.
Sweepable EQ
Biasa disebut Quasi Parametric atau Semi Parametric (bukan full parametric-karena tanpa pengatur bandwitch). Pada EQ yang full parametric kita dapat melakukan pengaturan untuk setiap parameternya. Apakah itu parameter frekuensi, bandwitch, ataupun parameter level. EQ tipe ini mempunyai kemampuan set-up yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan pengontrolan mid-range dengan system EQ-3 atau 4 jalur.
Cara kerja :
1. Lakukan pemutaran pada tombol freq untuk memilih freq yang akan diatur.
2.
Putar tombol boost/cut untuk penambahan atau pengurangan pada
frekuensi yang kita pilih tadi. Misalnya untuk mengatur frekuensi low
mid pada drum.
3. Biarkan frekuensi lain tetap pada sound flat.
4. Putar tombol boost/cut sampai habis ke kiri, atau pada posisi kira-kira jam 7.
5. Putar tombol frekuensi sampai sound yang terdengar boomy tadi terdengar hilang.
6.
Setelah frekuensi yang dicari ketemu, lakukan pengaturan lagi pada
tombol boost/cut. Karena melakukan pemotongan yang terlalu ekstrm pada
frekuensi low mid bisa mengakibatkan sound yang terdengar “kosong”.
Kita
juga dapat melakukan pengaturan untuk vokal pada frekuensi 3,5KHz saja
tanpa memengaruhi keseluruhan frekuensi Hi Mid lainnya. Mixing console
dengan pengaturan mid tunggal biasanya bisa dibeli dengan harga yang
lebih ekonomis, sementara mixing console versi lain yang dilengkapi
dengan pengaturan Low Mid dan Hi Mid agak lebih mahal.
Ada
juga model pengaturan Eq dengan tombol Mid yang sebenarnya sama saja
dengan tipe sebelumnya. Hanya saja tombol pemilih frekuensi dan tombol
cut/boost berada dalam satu tempat. Untuk frekuensi diatur oleh tombol
yang sebelah luar, sedang untuk boost atau cut dilakukan oleh tombol
sebelah dalam. Tipe ini juga sering terdapat pada mixing console yang
full parametric Eq dengan system 4 way. Desain seperti ini dilakukan
oleh pabrik pembuatnya karena alasan menghemat tempat. Desain sebuah
mixing console juga merupakan suatu hal yang penting dan menentukan.
Pengaturan lainnya pada channel
48v Phantom
Ada
beberapa tipe microphone yang salah satunya adalah merupakan mic
condeser, mic jenis ini butuh tenaga tambahan untuk membuatnya bekerja.
Untuk itulah tombol 48v phantom berfungsi yang bila diaktifkan akan
mengirim 48v DC ke microphone sebagai penyuplai tenaga, atau juga ke DI
Box aktif. Perhatikanlah baik-baik, karena pada beberapa mixing console
tidak terdapat switch phantom secara individual, melainkan hanya
terdapat satu tombol saja untuk mengaktifkan phantom bagi seluruh
channel, maka periksalah terlebih dahulu, bila semua kabel yang terkonek
ke konsole adalah merupakan input balance, ini tidak akan menimbulkan
masalah. Tetapi bila salah satu atau beberapa di antaranya merupakan
tidak balance, maka ini akan menimbulkan masalah.
PAD
Seperti
yang telah diterangkan sebelumnya, tombol ini berfungsi untuk
mengurangi gain input dari 20 samapi 30db. Tombol ini bukan merupakan
tombol putar yang bisa diatur pengurangannya, melainkan tombol tekan.
Bila tombol PAD ditekan gain input akan berkurang antara 20 sampai 30db
tergantung mixer (baca:manual booknya). Dan bila anda kurang teliti, ini
akan menyebabkan mic jadi tidak terdengar karena pengurangan tersebut.
Jadi tombol PAD diperlukan hanya untuk signal yang overload. Dan itupun
bila setelah dikurangi pada tombol gain ternyata masih tetap terlalu
kuat.
Reverse
Adalah
untuk membalikan phase. Pada setiap masukan selalu terdiri minimal
lebih dari satu sambungan. Misalnya microphone yang dengan konektor XLR
pasti terdapat tiga pin (pin1-ground, pin2-hot/positif, pin3
cold/negatif). Bila salah satu pin terbalik (pin2 dan pin3), maka suara
yang dihasilkan akan berbeda. Ini sangat terasa bila terjadi pada
channel kick drum, kalau pin berada pada posisi benar, maka pada saat
kick dihentak, konus speaker akan bergerak kedepan dan menghembuskan
udara ke arah anda bukannya ke belakang. Sedang kalau pin terbalik,
konus akan bergerak ke belakang dan menghisap udara dari arah anda.
Untuk
itulah tombol reverse berguna, yang bila diaktifkan akan membalik phase
dari channel (positif menjadi negatif). Ini juga berguna untuk kasus
dua buah mic dengan posisi sangat berdekatan sehingga terjadi canceling
phase, yang akan mengakibatkan sound terdengar hampa (dengan kehilangan
suara rendahnya). Hal ini sering terjadi bila anda tidak teliti terhadap
semua plus minusnya kabel. Dan jangan cepat panik bila saat anda
setting disuatu tempat, anda mendengar nada rendah yang terlihat loyo,
bisa terjadi dikarenakan keterbalikan phase tersebut.
Contoh
sederhana : hubungkan output dari cd player ke mixing console dan
dengarkan suaranya dengan seksama. Kemudian tekanlah tombol reverse dari
salah satu channel. Dengarkan lagi suaranya, pasti salah satunya lebih
baik.
Mic/line
Switch
tekan ini untuk mengubah sirkit gain control. Tergantung apakah yang
menjadi input adalah mic, effect return atau tape deck/CD. Pada banyak
mixing console terdapat terminal input yang terpisah antara mic dan line
input pada channel yang sama. Input mic biasanya menggunakan tipe
konektor balans 3 pin XLR atau kadang biasa disebut jack Canon.
Sedangkan line input menggunakan jack seperti yang biasa dipakai jack
gitar.
Hal ini memungkinkan untuk mencolokkan dua input yang
berbeda dalam satu channel, dan switch ini untuk mengaktifkan salah satu
input yang kita inginkan di antara keduanya. Sebagai contoh, anda dapat
mencolokkan effect return dngan gain yang diset rendah pada mic input
kemudian mencolokkan lagi tape deck pada line input channel yang sama.
Pada saat band sedang show dan tape deck tidak dibutuhkan, anda tinggal
men-switch tombol tersebut pada posisi mic. Kemudian pada saat band
telah selesai dan butuh playback musik dari tape deck/CD, anda juga
tinggal men-switchnya pada posisi line. Ini bisa dilakukan untuk
menghemat channel, khususnya apabila console yang digunakan tidak
terlalu besar.
High Pass filter
Akan
memotong frekuensi rendah dari input yaitu dari 80 Hz ke bawah. Ini
dapat diaktifkan (IN) bila dari sumber suara tidak memproduksi suara
dengan jangkauan frekuensi serendah itu. Misalnya Hi-Hat, vokal, gitar
(khususnya akustik). Namun tidak perlu diaktifkan (OUT) terhadap channel
drum (kick dan beberapa tom) dan bass gitar. Karena bila diaktifkan
akan mengakibatkan channel tersebut kehilangan frekuensi rendahnya.
EQ In/Out
Merupakan
switch sederhana untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan section EQ pada
channel. Juga berguna untuk membandingkan sound yang telah diEQ hanya
dengan menekan tombol tersebut bolak-balik.
Group Assigns
Disebut
juga Subgroup Assigns, hanya terdapat pada mixing console yang memiliki
group. Misalkan pada mixing console tersebut tertulis 16/2 berarti 16
channel 2 output (L/R). Ini menunjukkan bahwa mixing console tersebut
tidak memiliki group. Namun bila tertulis 16/4/2, ini berarti mixing
console tersebut memiliki 16 channel, 4 group dan 2 master L/R. Group
assigns adalah yang menentukan kemana signal channel akan dikirim.
Apakah ke group atau ke master L/R. Misalnya dalam sebuah mixing console
yang memiliki 4 group, kita dapat mengirim semua channel drum ke group
1, gitar dan bas ke group 2, keyboard ke group 3 dan vokal ke group 4.
Sedangkan
bila tersedia 8 group, kita dapat melakukan hal yang sama namun
semuanya dalam stereo. Yang kemudian seluruhnya dikirim ke master L/R.
Mungkin akan timbul pertanyaan, sepertinya ini tidak begitu berarti,
karena akhirnya seluruhnya dikirim juga ke master L/R. Bukankah lebih
baik mengatur langsung dari master? Tapi dalam kenyataannya tidak
begitu. Misalnya pada saat soundcheck kita telah membalans dan
menyeimbangkan seluruh channel dan kemudian kita gabungkan dengan bass
gitar dalam group 1-2.
Pada
saat pertunjukan sedang berlangsung, kita hanya perlu mengawasi group
1-2 saja untuk mengontrol level keseluruhan channel drum dan bass.
Begitu juga dengan backing vokal atau instrument yang kita gabungkan
dalam group yang sama. Sebagian besar group assigns juga dilengkapi
dengan pan control individual. Menggunakan group akan sangat membantu
kita mengoperasikan system pada penampilan live.
signal
dari channel dapat dikirim ke group mana yang kita mau atau juga
dikirim ke master. Misalnya kita kirim channel penyanyi utama ke master
L/R sedang channel dari backing vokal ke group yang kemudian di-insert
gate hanya untuk group tersebut. Dan masih banyak kemungkinan lain.
PFL dan SOLO
Tombol
PFL (Pre Fade Listening) akan membantu untuk mendengar (melalui
headphone) channel yang tombol PFL / SOLOnya diaktifkan. Juga untuk
men-check gain signal pada channel. Misalnya pada saat soundcheck,
sebelum membuka fader dari channel, tekan tombol PFL, maka pada led
indikator channel akan terlihat seberapa besar gain input yang masuk
(apakah overload atau terlalu kecil) sebelum suara dikirim ke seluruh
system.
Pada beberapa tipe mixing console terdapat hanya
tombol SOLO yang berguna pada saat soundcheck dan berfungsi untuk
mengirim hanya channel yang ditekan tombol solonya ke master L/R. Ingat!
Pastikan tombol ini dalam posisi out sebelum band mulai bermain. Atau
ini akan menjadi hal yang sangat memalukan.
Auxiliary Sends
Dari
tombol putar ini dapat dikirim signal dari channel tersebut keluar
mixing console (melalui terminal aux out pada terminal keluaran di panel
belakang mixer), kemudian dari tombol ini juga dapat dikontrol level
signal yang dikirimnya tadi. Signal yang dikirim ini terpisah sama
sekali dari keluaran master. Ini berguna untuk mengirim signal ke system
monitor, atau juga ke berbagai macam unit effec, dan dari keluaran
effect dikirim lagi ke channel yang berbeda pada mixing console. Mixer
yang pling sederhana sekalipun sedikitnya memiliki satu atau dua AUX
SEND. Satu untuk mengirim signal ke monitor dan satu untuk mengrim
effect (echo, reverb). Sedang pada mixing console yang lebih besar
memiliki 4-6 atau 8 aux send yang kemudian dibagi lagi atas Pre Fade
atau Post Fade.
Pre Fade
Pada
mixer besar umumnya terdapat auxiliary yang terbagi atas pre fade dan
atau post fade. Signal yang dikirim dari Pre fade tidak mengalami
pengaruh dari channel atau belum mengalami proses dari channel. Itulah
makanya Pre fade yang Pre EQ baik dan ideal digunakan untuk mengirim
signal ke monitor section.
Post Fade
Adalah
kebalikan dari pre fade. Yang semua signal yang dikirim melalui post
fade adalah telah melalui proses dari channel atau ikut pengaruh dari
channel fader, baik EQ maupun levlnya. Post fade sering digunakan untuk
mengirim signal ke effect, atau mengirim signal ke mixer yang tepisah
untuk keperluan broadcast (Stasiun TV atau Radio), dll. Tidak ada
keterikatan dalam pemilihan penggunaan Auxiliary Send. Bisa saja
menggunakan Pre fade untuk mengirim signal ke effect karena akan
mendapatkan level original dariminput. Hanya saja tetap harus melakukan
pengontrolan level dari effect pada saat yang bersamaan.
Auxiliary Master
Setiap
auxiliary dari channel memiliki satu tombol lagi sebagai pengatur level
untuk keseluruhannya. Misalnya aux 1 setiap channel memiliki master aux
1 untuk mengatur seluruh level dari aux 1 setiap channel. Begitu juga
auxiliary lainnya. Yang berarti bila mixer meiliki 4 auxiliary out, maka
akan terdapat 4 auxiliary master. Perhatikan beberapa tombol sejenis
seperti Aux Master, Effect Master, Monitor Master, atau sesuatu yang
kurang lebih adalah berfungsi sama. Untuk pen-settingan awal putar
tombol tersebut pada posisi jam 2, baru lakukan pen-settingan pada
channel. Bila ternyata masih kurang kuat, tambah lagi, atau bila terlalu
keras, kurangi. Semuanya tergantung situasi.
Auxiliary Return
Signal
yang telah dikirim melalui auxiliary out ke unit effect apakah Delay,
Reverb atau lainnya akan dikirim kembali ke mixing console untuk
digabungkan dan diseimbangkan secara tepat dengan level dari signal
orisinil source tadi. Walupun cukup banyak juga mixing console yang
memiliki pengaturan effect return secara khusus. Yang biasanya bukan
dalam bentuk slider (potensio geser). Bila memang masih terdapat channel
yang dapat digunakan sebagai masukan effect, kita dapat melakukan
pegaturan sengan slider yang lebih memudahkan seperti melakukan
pengaturan pada channel standard. Namun pengaturan dengan aux return
juga sama seperti yang kita lakukan pada channel, hanya dengan memutar
ke arah kanan dan kiri untuk menambah dan mengurangi level effect.
Perhatikan! Bila anda membuka sedikit saja Aux Send dari channel yang
telah digunakan sebagai effect return, akan berakibat feed back dan
noise. Atasi segera dengan menurunkan level dari channel, kemudian
periksa Aux Send pada channel.
Struktur Audio Mixer
Jalur masukan (input) biasanya dibagi menjadi beberapa bagian:
- Input Jacks / penguat muka mikropon (Microphone preamps)
- Basic input controls
- Channel EQ (High, Mid high,Mid and low)
- Bagian Routing termasuk Direct Outs, Aux-sends, Panning control and pengalamatan Subgroup
- Input Faders
- Subgroup faders
- Output controls termasuk Master level controls, EQ dan/atau Matrix routing
Pada
konsul mixer buatan yamaha di samping beberapa bagian tersebut diberi
kode-kode warna untuk memudahkan identifikasi yang cepat oleh operator.
Tergantung
dari jenis mixernya, apakah itu input mono atau stereo memiliki jalur
input dengan pengaturan sendiri-sendiri pada setiap inputnya. Pada
sebagian besar mixer, setiap kanal mempunyai jenis input XLR,RCA, atau
Jack input ukuran 1/4 inci.
- Amplifier
Amplifier adalah rangkaian komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara yaitu
memperkuat signal arus (I) dan tegangan (V) listrik dari inputnya
menjadi arus listrik dan tegangan yang lebih besar (daya lebih besar) di
bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara 20 kali sampai 100 kali dari signal input.
jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di bagian inputnya (Pin) dalam bentuk fungsi frekuensi.
Ukuran dari gain, (G) ini biasanya memakai decibel (dB). Dalam bentuk
rumus hal ini dinyatakan sebagai berikut: G(dB)=10log(Pout/Pin)).Pout
adalah Power atau daya pada bagian output, dan Pin adalah daya pada
bagian inputnya.
Dalam bagian
rangkaian amplifier pada proses penguatan audio ini terbagi menjadi dua
kelompok bagian penting yaitu bagian penguat signal tegangan (V)
kebanyakan menggunakan susunan transistor darlington,
dan bagian penguat arus susunannya transistor paralel dan masing-masing
transisistor berdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk
membuang panas ke udara, sekarang ini banyak yang menggunakan transistor simetris komplementer.
- Speaker
loud speaker atau speaker) adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara)
dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk membran untuk
menggetarkan udara sehingga terjadilah gelombang suara sampai di kendang
telinga kita dan dapat kita dengar sebagai suara.
Dalam
setiap sistem penghasil suara (loud speaker), pengeras suara merupakan
juga menentukan kualitas suara di samping juga peralatan pengolah suara
sebelumnya yang masih berbentuk listrik dalam rangkaian penguat
amplifier.
Sistem pada pengeras
suara adalah suatu komponen yang mengubah kode sinyal elektronik
terakhir menjadi gerakan mekanik. Dalam penyimpan suara pada kepingan CD, pita magnetik tape, dan kepingan DVD,
dapat direproduksi oleh pengeras suara loud speaker yang dapat kita
dengar. Pengeras suara adalah sebuah teknologi yang memberikan dampak
yang sangat besar terhadap budaya kita. Pada dasarnya, speaker merupakan
mesin penerjemah akhir, kebalikan dari mikrofon. Speaker dari sinyal
elektrik dan diubahnya kembali menjadi getaran untuk menggetarkan udara
untuk membuat gelombang suara. Speaker menghasilkan getaran yang hampir
sama dengan yang diterima getarannya oleh mikrofon, yang direkam dan
dikodekan pada pita magnetik (tape), kepingan CD, LP, dan lain-lain.
Speaker tradisional melakukan proses ini dengan menggunakan satu drivers atau lebih.
Diafragma
Sebuah
drivers memproduksi gelombang suara dengan menggetarkan cone yang
fleksibel atau diafragma secara cepat. Cone tersebut biasanya terbuat
dari kertas, ataupun logam, yang berdempetan pada ujung yang lebih besar
pada suspension. Suspension atau surround, merupakan material yang
fleksibel yang menggerakkan cone, dan mengenai bingkai logam pada
drivers, disebut basket.
Ujung
panah pada cone berfungsi menghubungkan cone ke voice coil. Coil
tersebut didempetkan pada basket oleh spider, yang merupakan sebuah
cincin dari material yang fleksibel. Spider menahan coil pada posisinya
sambil mendorongnya bergerak kembali dengan bebas dan begitu seterusnya.
Magnet
Proses
spaker coil bergerak maju mundur, kembali ke posisi semula dan
seterusnya adalah sebagai berikut. Garis gaya magnet yang konstan
berasal dari magnet permanen dan coil. Kedua magnet tersebut, yaitu
elektromagnet dari coil dan magnet permanen, berinteraksi satu sama lain
seperti dua magnet yang berhubungan pada umumnya. Kutub positif pada
elektromagnet tertarik oleh kutub negatif pada bidang magnet permanen
dan kutub negatif pada elektromagnet ditolak oleh kutub negatif magnet
permanen.
Ketika
orientasi kutub elektromagnet bertukar, bertukar pula arah dan gaya
tarik-menariknya. Dengan cara seperti ini, arus bolak-balik melakukan
dorongan dan tarikan antara voice coil dan magnet permanen. Proses
inilah yang mendorong coil kembali dan begitu seterusnya dengan cepat.
Sewaktu coil bergerak, ia mendorong dan menarik speaker cone. Hal
tersebut dapat menggetarkan udara di depan speaker, membentuk gelombang
suara. Speaker umumnya terdiri dari empat macam frekuensi operasinya
antara lain: woofer, midrange, tweeter, dan super tweeter.
Woofers
merupakan tipe drivers yang paling besar diameternya dirancang untuk
menghasilkan suara bass (frekuensi rendah), frekuensi suara 500 Hz ke
bawah. Sedangkan midrange, dirancang untuk frekuensi di tengah pada
spektrum suara frekuensi 500 Hz sampai frekuensi 4 KHz. Tweeter memiliki
diameter paling kecil dan dirancang untuk menghasilkan frekuensi suara 4
KHz ke atas, super tweeter paling tinggi di atas 10KHz ke atas. Untuk
dapat membuat gelombang frekuensi tinggi, diperlukan diafragma yang
kecil ringan dan keras. Hal ini lebih sulit dilakukan dengan cone yang
berukuran besar dan berat.
3. Cari dan jelaskan tentang istilah reinforcement !
Sebuah
sistem penguatan suara adalah kombinasi dari mikrofon , sinyal prosesor
, amplifier , dan pengeras suara yang membuat suara hidup atau
pra-rekaman lebih keras dan juga dapat mendistribusikan suara-suara
untuk audiens yang lebih besar atau lebih
jauh
.Dalam beberapa situasi , sistem penguatan suara juga digunakan untuk
meningkatkan suara dari sumber-sumber di atas panggung , sebagai lawan
hanya memperkuat sumber berubah.
Sebuah
sistem penguatan suara mungkin sangat kompleks , termasuk ratusan
mikrofon , audio pencampuran kompleks dan sistem pemrosesan sinyal ,
puluhan ribu watt power amplifier , dan beberapa array loudspeaker ,
semua diawasi oleh sebuah tim insinyur audio dan teknisi . Di sisi lain ,
sistem penguatan suara dapat sesederhana sebagai alamat publik kecil (
PA ) sistem , yang terdiri dari mikrofon yang terhubung ke loudspeaker
diperkuat . Dalam kedua kasus , sistem ini memperkuat suara untuk
membuatnya lebih keras atau mendistribusikannya ke khalayak yang lebih
luas .
Beberapa insinyur audio dan lain-lain dalam industri
audio profesional tidak setuju mengenai apakah ini sistem audio harus
disebut penguatan suara ( SR ) sistem atau sistem PA . Membedakan antara
dua istilah oleh teknologi dan kemampuan umum , sementara yang lain
membedakan dengan penggunaan yang dimaksudkan ( misalnya , sistem SR
adalah untuk mendukung acara live dan sistem PA adalah untuk reproduksi
pidato dan rekaman musik di gedung-gedung dan lembaga ) . Di beberapa
wilayah atau pasar , perbedaan antara dua istilah penting , meskipun
istilah yang dianggap dipertukarkan di banyak kalangan profesional .
4. Buatlah kesimpulan dari pratikum anda hari ini dengan menyesuaikan tujuan dari pratikum anda.
Dari pratikum yang telah dilakukan bersama kelompok , saya dapat melakukan instalasai perangkat audio HiFi sesuai dengan skema yang di berikan pada joobsheet.Pada instalasi audio HiFi ini saya dapat memahami tujuan dari pratikum ini,yaitu agar kita dapat melakukan pengaturan suara supaya suara yang dihgasilkan sesuai dengan suara yang kita harapkan .peralatan yang di atur kali ini terdiri dari peralatan mixer dan tone kontrol/equalizer.
Cara
kerja dari perlatan pengatur suara ini adalah,saat sinyal listrik yang berasal
dari input(baik itu mp3,cdplayer,microphone,dll) dikirimkan ke blok mixer,dan
pada blok mixer sinyal listrik tadi telah menjadi sinyal suara dan disini akan
ada yang disebut dengan proses mixing dan balancing,yang berfungsi untuk
mencampurkan dan menyeimbangkan suara tadi.jadi disini kita dapat melakukan
pengaturan suara sesuai dengan keinginan kita.kemudian suara tadi menuju blok
power amplifier untuk dikuatkan,yang akhirnaya sura tadi dikeluarkan melalui
peralatan outputmya yaitu speaker.
0 komentar:
Posting Komentar