Ternyata Cinta Bukan Dasar Dari Sebuah Pernikahan

Yap itu kesimpulan yang bisa saya ambil setelah membaca sebuah artikel pada majalah pada bulan Desember 2011 kemarin. Artikel tersebut dimulai dengan kurang lebih mengatakan banyak perceraian yang terjadi. Bagian yang menarik dari artikel tersebut ialah kalimat berikut ini:
Banyak orang yang ketika ditanya, “Mengapa kamu menikah dengan suami/istrimu?” Jawabannya ialah: “Karena kami saling cinta.” Cinta bukanlah sesuatu yang dapat dijadikan dasar pernikahan. Tetapi cinta dapat tumbuh di dalam pernikahan yang berhasil.
Kalimat tersebut cukup membuat saya berpikir cukup lama dan setelah berpikir cukup lama itu pun saya menyetujui kalimat tersebut. Cinta bukan hal yang dapat dijadikan alasan utama untuk menikah dengan seseorang. Artikel tersebut menyertakan lima hal yang perlu diperhatikan sebelum menikah yaitu: (kelima hal ini tidak berurutan)
  1. Apakah pasangan anda memiliki visi/tujuan hidup yang sama dengan anda?
  2. Apakah pasangan anda memiliki keinginan untuk mengembangkan diri?
  3. Bagaimana pasangan anda memperlakukan orang lain?
  4. Apakah pasangan anda dapat dipercaya?
  5. Sudah siapkah anda untuk hidup seterusnya dengan segala sifat pasangan anda?
Penjelasan dari kelima poin tersebut ialah sebagai berikut:
  1. Sebenarnya kita harus yakin kalau kita memiliki tujuan hidup yang sama dengan pasangan kita. Harus yakin kalau apa yang ingin dicapai bersama itu benar-benar hal yang sama karena agak ga mungkin kalau kita harus hidup seterusnya dengan seseorang tapi apa yang ingin kita capai itu berbeda. Ketika orang memang saling mencintai itu bukan sebuah jaminan bahwa tujuan hidup mereka sama. Jadi pastikanlah tujuan hidup yang ingin dicapai itu sama sebelum menikah.
  2. Lihat dulu tipe pasangannya. Apakah orangnya baik atau materialistis? Apakah dia tergolong orang yang menganut prinsip hedonisme? Orang yang materialistis maupun yang menganut prinsip hedonisme tentunya tidak memiliki keinginan untuk mengembangkan dirinya. Akan tetapi, orang yang memang tekun, bertanggung jawab, rajin, dan segala hal-hal yang baik cenderung memiliki keinginan untuk selalu mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik. Karena itu, perhatikan dan kenali tipe pasangan anda.
  3. Nah, poin yang ini menurut saya cukup menarik. Kita harus melihat bagaimana pasangan kita memperlakukan orang lain yang tidak memiliki kedudukan ataupun jabatan apapun misalnya pembantu rumah tangga, supir, penjual sayur di pasar, dan sebagainya. Jika ia memandang rendah atau bertindak semena-mena, yakinlah bahwa perlakuan yang sama akan anda dan keluarga anda dapatkan. Hindarilah pasangan yang suka menganggap remeh orang lain.
  4. Anda harus dapat menceritakan apapun kepada pasangan anda tanpa perlu merasa takut dihakimi ataupun akan merasa sakit dan dikhianati setelah menceritakan sebuah hal. Pasangan ini akan menemani hidup anda seterusnya karena itu ia harus dapat dipercaya dan mampu memberikan rasa aman kepada anda.
  5. Jangan pernah berpikir anda menikah untuk mengubah pasangan anda menjadi orang yang lebih baik. Itu merupakan suatu hal yang sangat salah. Ketika orang beranjak semakin dewasa, maka semakin susah pula orang tersebut untuk berubah apalagi ketika menyangkut sifat dasarnya. Pikirkan lagi baik-baik. Apakah anda sanggup hidup setiap hari dengan orang yang sifatnya cemburuan, sombong, dan gampang marah? Jika anda tidak sanggup maka jangan menikah dengan orang tersebut.
Saya membaca artikel tersebut berulang kali :P Berusaha mencerna maksud dari setiap poin yang dipaparkannya dan setelah beberapa saat, saya setuju dengan kelima poin tersebut. Cinta itu perlu tapi dia bukan hal yang paling utama untuk menjadi alasan terjadinya pernikahan karena banyak pernikahan yang toh akhirnya mengalami perceraian padahal katanya saling mencintai. Tapi jangan sampai juga menikah tanpa adanya rasa apa-apa atau menikah karena terpaksa. Itu sih bisa membuat hidup lebih merana.
Yak sekian dulu review mengenai artikel pernikahan yang saya baca. O, iya semua poin dan penjelasan itu ditulis kembali dengan kata-kata saya sendiri karena lupa-lupa ingat kalimat tepatnya gimana,, hehehe :D 

  RYAN REYNOLD

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger