Sebentar lagi momen kebersamaan ku bersama Reychi akan sirna bersama dengan kepergian ku ke Sumatera Barat, smua ini tidak lain karena sebuah keingginan untuk mencapai cita-cita yang harus ku gapai, hingga harus memisahkan dua anak adam yang sedang dibuai oleh cinta dan cita-citanya.. hingga pada suatu hari, saat tidak adanya aktivitas kuliah, ku sempatkan untuk membuka akun Facebook ku dengan harapan akan menemukan sesuatu hal yang baru dari status teman-teman ku, terutama Reychi...
Namun aku sedikit kecewa saat itu karena tidak ku dapati satu pun hal yang baru dan begitu juga Reychi yang biasanya tidak pernah absen menuliskan sesuatu di wall Facebook ku, baik puisi, cerpen, dan kata-kata bijak. tapi untuk hari ini dia tidak menuliskan satu hurufpun termasuk juga tidak mengomentari tulisan-tulisan ku yang ada di wallnya... Namun di situ hanya kudapati sebuah pesan masuk [Inbox]... "Aku pun berusaha menggeser kursor menuntun jemari telunjuk tangan kanan ku di atas Touch pad laptop kesayangan ku. "yach.. ternyata My Best Friend (yang tak penting disebut namanya).!! Guman ku dalam hati.. "Kemudian kubaca pesan singkat itu walaupun pada dasarnya aku sedikit merasa kangen terhadapnya, karena kupikir isinya juga tidak akan beda jauh dengan pesa- pesan yang aku inginkan.. Mengingatkan ku tentang kehidupan....." Rey.. mungkin ada baiknya Kau bicara baik-baik dengan Reychi.. Dan bukan menjadi rahasia Umum lagi di Bengkulu, kalau Reychi sering jalan bareng dengan cowok yang baru dikenalnya.. ..pesan singkat yang dikirim oleh My Best Friend yang juga teman Reychi... "Lalu segera ku raih handphone di saku celana ku, dan aku pun berusaha untuk menghubungi Reychi... "Hi.. apa kabar dan lagi ngapain Chi.? "Baik Rey..! (sahut Reychi singkat... "tapi kali ini Reychi buru-buru mematikan telfonya..) "Maaf ya Rey.. "tidak bisanya dia bersikap seperti itu kepada ku, baik sesibuk atau segetir apa pun keadanya dia selalu menyempatkan waktunya untuk ku.
Keesokan harinya aku juga berusaha menghubunginya, tapi kali ini aku sedikit kecewa karena dia tidak kunjung mengangkat Handphonenya walaupun sudah beberapa kali ku coba , sungguh suasana ini menjadikan ku gelisah hingga membuat ku jadi tidak konsentrasi dengan perkuliahanan ku.. Aku tetap masih dengan pendirian ku yang percaya kalau Reychi masih setia dan tidak mungkin menghianati cinta kami. Dan hampir setiap hari selama dua minggu aku berusaha untuk menghubunginya tapi hasilnya tetap sama dia tidak menjawab panggilan telpon ku, bahkan SMS, Email, dan tulisan ku di wall Facebooknya tidak ada satupun yang dia balas...
Hingga pada suatu malam kegelisan menuntun ku unutk duduk kedepan laptop.. Entah apa yang membuat ku berinisiatif untuk membuka akun Facebook Reychi .. aku tahu aku tidak boleh melakukan itu, ku tidak boleh membuka privasi orang sekalipun itu Reychi. kesadaran ku mulai muncul antara rasa dan logika ku terus berkecamuk... aku sendiri tidak tau password login yang di terapkan Reychi untuk melindungi akunnya itu.. Hingga akupun berusah untuk menebak nebak dengan memsukan tgl, bulan, dan tahun kelahirannya sebagai password login.. Kulanggar yang aku sebut sebuah norma. Sungguh aku tidak menduga, password itu berfungsi, akun Facebook Reychi terbuka. Lalu ku buka Inbok satu persatu yang ada di Facebook Reychi.. sungguh ku terkejut ketika ku menemukan beberapa pesan singkat yang penuh dengan kata-kata mesra, pesan singkat yang tidak pernah dia kirim ke aku. pesan singkat yang dia kirimkan ke seorang laki-laki yang pernah aku kenal waktu di SMA. Dia menghianati ku.. "SELINGKUH...!!
Bak disambar petir dari segala penjuru arah. Seketika itu tubuh ini lunglai tanpa daya. Seperti Oase di tengah gurun pasir. Air mata seorang lelaki yang sudah lama tidak pernah keluar, punmengalir dari sumbernya membasahi pipi ini. Kata-kata manis yang selalu menyemangatiku ternyata hanyalah sebuah kamuflase. Aku hancur berantakan. Di tengah ketidak berdayaan ini menahan rasa sakit. Aku beranikan diri menanyakan kebenaran ini semua. Dia mengakui semua ini. Dan pertengkaran hebat pun tak dapat terelakkan. Memaksa kami untuk memutuskan hubungan ini, mengubur semua kenangan yang pernah kami alami bersama. Hubungan dua insan anak manusia yang hanya meninggalkan rasa sakit di jiwa. Kesetiaanpun pun seketika berubah menjadi sebuah Penghianatan. Cinta pun seketika berubah menjadi sebuah kebencian. Air mata yang mengalir di pipinya tidak sanggup lagi memadamkan nyala api yang membara di hati ini. Sangat menyesakkan dengan kenyataan pahit ini. kuliah pun serasa tak bermakna. Pulang ke Bengkulu yang ada dalam benak ini. Menemuinya dan menyelesaikan semua ini. Namun semua itu hanyalah impian belaka. Aku tidak boleh kalah dengan keadaan. Aku harus bisa bertahan. Menahan rasa sakit di tengah tanggung jawabku dengan tugas-tugas kuliah yang terus menggunung.
Siang itu begitu terasa cerah. Mentari membuka matanya begitu lebar menyinari kota ini. Namun angin yang berhembus menari-nari di setiap celah kota membuat udara tetap terasa panas. Perjalanan waktu yang terus berputar membawa ku kepada sebuah kenyataan cinta. Kebencian yang aku rasakan atas diri Reychi perlahan lahan mulai terhapus. Kedahsyatan cinta yang aku miliki mampu menghapus kebencian itu. Aku begitu mencintainya meski dia telah mencabik-cabik hati ini.
Pelan-pelan aku sembuhkan luka ini seorang diri. Menyibukkan diri dengan tenggelam dalam lautan tugas kuliah. Satu persatu kuselesaikan tugas-tugas itu. Berpura-pura bahagia meski perih terus mengiris. Setiap saat setiap waktu hanya Reychi yang selalu terlintas dalam benak ini. Tanpa mempedulikan getirnya sebuah rasa. Cinta cinta dan cinta yang selalu mendampingi sebuah nama, Reychi. Aku tak berdaya dengan cinta ini. Semua orang berkata bodoh pada diriku. Bagaimana bisa aku masih mencintai seseorang yang membohongi aku. Seseorang yang membodohi aku. Seseorang yang menyakiti aku. Tapi inilah cinta yang aku miliki. Rasa sakit yang aku rasakan ini takkan pernah mampu menghalau gelombang cintaku padanya.
Harapan dan keyakinanlah yang membuat aku tetap bertahan mencintainya. Karena aku yakin ini adalah proses yang harus kami lalui. Karena aku yakin cinta ini akan mempertemukan kami kembali. Dan karena aku yakin Tuhan mendengar doaku. Meski aku tidak tahu apa yang akan terjadi kelak. Meski mata ini tak sanggup lagi memandangnya. Meski mulut ini tak sanggup lagi bicara dengannya. Dan meski tangan ini tak sanggup lagi untuk menjaganya. Namun saat ini aku lalu berdoa. Semoga Tuhan selalu memberi kebahagiaan atas dirinya bersama hari-hari yang akan dia lewati, karena dia gadis yang baik. Dan semoga Sang Pencipta cinta memberi jalan cintanya kembali pada kami.
RYAN REYNOLD
0 komentar:
Posting Komentar